Selasa, 10 Mei 2011

KRIPTOGRAFI

Posted by Henry Saputra Selasa, Mei 10, 2011, under | No comments

  Kriptografi
Kata kriptografi berasal dari bahasa yunani yaitu krupto (hidden atau secret) dan grafh (writing) sehingga berarti secret writing. Secara istilah kriptografi didefinisikan sebagai ilmu sekaligus seni untuk menjaga kerahasiaan pesan (data atau informasi) yang mempunyai pengertian, dengan cara menyamarkannya (mengacak) menjadi bentuk yang tidak dapat dimengerti menggunakan suatu algoritma tertentu.
Dalam ilmu kriptografi suatu pesan yang akan dirahasiakan atau disandikan disebut dengan plaintext, sedangkan pesan yang telah disandikan sehingga tidak bermakna lagi yang bertujuan agar pesan tidak dapat dibaca oleh pihak yang tidak berhak disebut chipertext. Lalu dalam ilmu kriptografi terdapat istilah enkripsi dan deskripsi. Enkripsi adalah proses menyandikan plaintext menjadi chipertext. Sedangkan proses mengembalikan chipertext menjadi plaintext semula disebut sebagai Deskripsi. Berikut ini skema umum sebuah penyandian dalam kriptografi :


Gambar 1 Skema kriptografi

 Sejarah Kriptografi
Ilmu kriptografi disinyalir berawal dari 4000 tahun yang lalu, tercatat bangsa mesir menggunakan hieroglyph yang tidak standar dalam menuliskan pesan. Kemudian sekitar tahun 400SM pada zaman yunani kuno, kriptografi digunakan oleh tentara sparta untuk mengirimkan pesan militer dengan menggunakan alat yang bernama scytale. Alat ini berupa pita panjang dari daun papyrus ditambah sebatang silinder, pesan ditulis secara horizontal atau baris perbaris. Apabila pita dilepaskan, maka huruf-huruf didalamnya telah tersusun membentuk pesan rahasia. Untuk membaca pesan, penerima harus melilitkan kembali pita ke silinder yang diameternya sama dengan diameter silinder pengirim.
Gambar 2. Contoh Scytale
Ilmu kriptografi sejak dahulu digunakan di berbagai aspek kehidupan. Sebagai contoh di India, dahulu kriptografi digunakan oleh lovers (pencinta) untuk berkomunikasi tanpa diketahui orang lain. Bukti ini ditemukan di dalam buku kama sutra yang merekomendasikan wanita seharusnya mempelajari seni memahami tulisan chiper.
Kemudian pada Abad ke-17, sejarah kriptografi pernah mencatat korban di Inggris. Queen Mary of Scotland, dipancung setelah pesan rahasianya dari balik penjara (pesan terenkripsi yang isinya rencana membunuh Ratu Elizabeth I) berhasil dipecahkan oleh Thomas Phelippes, seorang pemecah kode.
Ilmu kriptografi juga digunakan pada perang dunia II, pemerintah Nazi Jerman membuat mesin enkripsi yang dinamakan Engima. Kemudian tak lama berselang Engima chiper berhasil dipecahkan oleh sekutu, keberhasilan memecahkan Engima disinyalir sebagai faktor yang memperpendek perang dunia II.
Dari beberapa kutipan sejarah diatas, dapat dilihat bahwa ilmu kriptografi sangat bermanfaat khususnya dibidang kemiliteran. Saat ini seiring berkembangnya zaman dan masuknya peradaban manusia ke era informasi, ilmu kriptografi juga dimanfaatkan untuk mengamankan lalu lintas informasi khususnya di jaringan publik atau internet.
Induk dari keilmuan kriptografi adalah matematika, khususnya teori aljabar yang menjadi dasar dari ilmu bilangan . Oleh karena itu kriptografi semakin berkembang pesat ketika komputer ditemukan. Sebab dengan penemuan komputer memungkinkan dilakukannya perhitungan yang rumit dan kompleks dalam waktu yang relatif singkat, suatu hal yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu lahirlah banyak teori dan algotitma penyandian data yang semakin kompleks dan sulit dipecahkan.

Tujuan Kriptografi
Secara umum tujuan ilmu kriptografi diciptakan adalah untuk merahasiakan suatu pesan agar tidak bisa dibaca oleh pihak yang tidak absah. berpedoman dari tujuan umum tersebut, terdapat empat tujuan mendasar ilmu kriptografi digunakan dalam bidang keamanan informasi yaitu :
a.       Kerahasiaan
adalah layanan yang digunakan untuk menjaga isi informasi dari siapapun kecuali yang memiliki otoritas atau kunci rahasia untuk membuka/mengupas informasi yang telah disandi.
b.      Integritas data
adalah berhubungan dengan penjagaan dari perubahan data secara tidak sah. Untuk menjaga integritas data, sistem harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi manipulasi data oleh pihak-pihak yang tidak berhak, antara lain penyisipan, penghapusan, dan pensubsitusian data lain kedalam data yang sebenarnya.
 c.       Autentikasi
adalah berhubungan dengan identifikasi/pengenalan, baik secara kesatuan sistem maupun informasi itu sendiri. Dua pihak yang saling berkomunikasi harus saling memperkenalkan diri. Informasi yang dikirimkan melalui kanal harus diautentikasi keaslian, isi datanya, waktu pengiriman, dan lain-lain.
d.      Non-repudiasi
adalah usaha untuk mencegah terjadinya penyangkalan terhadap pengiriman/terciptanya suatu informasi oleh yang mengirimkan/membuat.

0 komentar:

Share

Like

My Video